get app
inews
Aa Text
Read Next : Diduga Main Sembako Menjelang PSU, Paslon Bupati Magetan No 03 Dilaporkan Warga Ke Bawaslu

Tradisi Nyadran Sendang Musi, Upaya Warga Dungus Mengkonservasi Mata Air

Minggu, 21 Juli 2024 | 23:42 WIB
header img
Ribuan warga dusun Dungus-Karangasri, Ngawi, berkumpul di sumber mata air sendang musi untuk melaksanakan upacara nyadran. Foto : iNewsNgawi.id / AM

NGAWI,iNewsNgawi.id - Bulan Juli menjadi bulan yang paling ditunggu masyarakat Ngawi tidak lain karena bulan ini adalah bulan ulang tahun kabupaten Ngawi, dimana tahun ini genap menginjak usia 666 tahun.

Seperti tahun sebelumnya, rangkaian kegiatan sudah mulai sejak prosesi ritual jamasan pusaka di pendopo kabupaten  hingga tanggal 7 Juli dimana tercatat sebagai kelahiran Kabupaten Ngawi.

Usai itu, berbagai event pertunjukan mulai dari alun alun Merdeka Ngawi hingga pelosok desa terus bergema bahkan kadang berlanjut hingga peringatan 17 Agustusan.

Seperti halnya yang dilakukan oleh masyarakat dusun Dungus desa Karangasri Kecamatan Ngawi, Jumat,(19/7), memilih bulan Juli terutama pada Jumat Legi kalender Jawa, sebagai hari upacara yadran atau upacara memanjatkan puji syukur kepada Tuhan dan leluhur dusun serta mempertahankan kelangsungan mata air warga setempat.

Dimulai sejak menjelang sore, ribuan orang warga dusun ini sudah tumpah ruah memadati sepanjang rute dari jembatan depan Koramil Ngawi, jalan perlimaan  Dungus hingga lokasi sumber mata air yang disebut sendang Musi. Sendang musi dipilih karena menurut sejarah tempat itu sebagai sumber air yang menghidupi warga setempat untuk berbagai keperluan hajat hidup warga Dungus.

"Kenapa kita memilih tempat ini, karena sejak dahulu ini adalah sumber air yang  digunakan oleh masyarakat dungus untuk keperluan hidupnya," kata Kepala Desa Karangasri, Haryanto Saputro, usai

Sebanyak 15 gunungan, puluhan ambengan, dan beberapa tumpeng menjadi simbol utama dari upacara yang sudah digelar dua tahun ini.

Antusias warga dari semua RT yang ada di dusun ini membuat panitia kuwalahan mengawal gunungan yang sudah diminati para penonton sejak iringan - iringan nyadran ini menuju tempat upacara.

Upacara nyadran sendiri sejatinya cukup sederhana yaitu semua warga berkumpul mengelilingi ambengan  untuk mendengarkan petuah kepala desa dan mengikuti doa yang dipimpin penghulu upacara atau pemimpin spiritual.

Usai doa bersama, barulah ambengan dan gunungan utama menjadi rebutan para warga. Namun sayangnya beberapa gunungan sudah ludes dilalap warga sebelum waktunya.

Apapun yang dilakukan warga dusun Dungus ini menunjukan jika masyarakat masih memilki tanggung jawab tradisi kearifan lokalnya. Karena itu pemdes Karangasri akan terus mengembangkan upacara nyadran ini sebagai tradisi warga dan paket wisata.

"Untuk kedepanya, kita akan suport kegiatan ini dan akan kita satukan dengan seluruh desa Karangasri," terang Haryanto.

Selain prosesi upacara, hiburan tradisional seperti reog, barisan punokawan dan  barisan putri domas mewarnai kemeriahan upacara ini.

Editor : Asfi Manar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut