MAGETAN, iNewsNgawi.id - Di tengah protes peternak sapi perah di sejumlah daerah terhadap kebijakan impor susu, peternak di Desa Singolangu, Kecamatan Plaosan, Magetan, Jawa Timur, justru tetap bertahan dengan strategi menjaga kualitas.
Vantika, salah satu peternak sapi perah, menjelaskan cara menjaga kualitas susu yakni dengan turut menjaga kualitas pakan dan melakukan vaksinasi rutin.
"Kami tidak ada kesulitan memenuhi kebutuhan susu karena memang tidak terdampak kebijakan. Permintaan dan produksi juga stabil," ungkapnya, Senin (11/11/2024)
Berkat konsistensi dalam menjaga standar, mereka mampu memenuhi kebutuhan perusahaan pengolahan susu tanpa terpengaruh oleh kebijakan tersebut.
Vantika menyebutkan, dari empat kelompok peternak di desa Singolangu, setiap dua hari mereka memasok sekitar 2.000 liter susu ke perusahaan besar di Kabupaten Ponorogo.
Meskipun jumlah pasokan bisa bervariasi, perusahaan disebut tetap menerima asalkan kualitasnya terjamin.
“Perusahaan mintanya freshmilk. Kualitas terjaga, susu tetap diterima berapa pun jumlahnya,” ungkap Vantika.
Upaya menjaga kualitas ini juga didukung oleh Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Magetan yang melakukan vaksinasi rutin untuk ternak di Singolangu.
Menurut Rizky Nur, dokter hewan dari Disnakkan, vaksinasi dilakukan khususnya untuk mencegah virus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang masih menjadi ancaman di wilayah tersebut.
“Vaksinasi ini melindungi ternak dari PMK. Kalau sapi kena PMK, biasanya mereka tidak mau makan, lemas, dan otomatis produksi susunya menurun,” jelas Rizky.
Dengan sekitar 200 ekor sapi yang rutin mendapatkan vaksinasi, para peternak di Singolangu mampu mempertahankan produksi rata-rata 18 liter per ekor sapi setiap hari.
Tingginya standar kualitas membuat mereka tak kesulitan memenuhi kebutuhan perusahaan, meski adanya persaingan dengan produk susu impor. (JK/ST)
Editor : Asfi Manar