NGAWI,iNewsNgawi.id - Aktifitas proyek PT GFT Indonesia Investment di desa Geneng Kecamatan Geneng mendapat sorotan setelah terjadi kecelakaan beruntun yang melibatkan sebuah bus, empat mobil dan melukai tiga pengendara sepeda motor akibat ceceran lumpur sekitar pintu proyek di jalan raya Ngawi - Maospati, Minggu ( 5/1).
Sejatinya kotoran lumpur yang tercecer di jalan depan proyek sudah dikeluhkan warga dan pengguna jalan, namun sejak aktifitas proyek pembangunan pabrik PT GFT, terutama dua bulan terakhir, kondisinya semakin parah.
Menurut warga seharusnya proyek ini harus dihentikan , karena dampaknya bagi lalu lintas sangat membahayakan pengguna jalan.
Dengan adanya aktifitas proyek ini, kita selaku warga merasa sangat terganggu, adanya kotoran ceceran tanah liat yang mana saat hujan berakibat licin dan saat panas ( berakibat ) debu pekat beterbangan," kata Agung Purwikanto dari aliansi warga desa Geneng terdampak proyek, (6/1).
Menurut Agung sebelum kecelakaan beruntun itu banyak terjadi pengendara motor mengalami selip disekitar pintu masuk proyek, karenanya para warga mengancam akan melakukan demo menuntut penutupan pabrik.
"Karena banyak terjadi kecelakaan terutama roda dua, saya selaku perwakilan aliansi masyarakat sekitar proyek, akan turun kejalan melakukan demo untuk menghentikan kegiatan pabrik tersebut," tegas Agung jika keluhan tidak ditnggapi oleh instansi terkait atau Pemkab Ngawi.
Usut punya usut, ternyata proyek tersebut tidak memiliki fasilitas washing bay atau pencuci roda sebelum kendaraan proyek masuk kelintasan jalan raya. Pihak pabrik berdalih fasilitas tersebut sudah dalam proses dengan rencana mendatangkan alat khusus dari luar daerah.
"Tentang pencucian ( roda kendaraan ) kita sudah memakai disel dan dilakukan perhari setiap jam kerja sebelum masuk jalan unum namun untuk yang fasilitas pencucian kita masih pesan dan dalam pengajuan ke manajemen namun kita belum bisa memastikan kapan datang," kata perwakilan kontraktor proyek pabrik PT. GFT, Sugianto dalam klarifikasinya, (6/1).
Kondisi lalu lintas jalan nasional yang membahayakan akibat dampak kegiaran proyek tersebut juga mendapat respon dari instansi terkait yaitu Dinas Perhubungan Dinas Perijinan, Dinas PUPR Kabupaten Ngawi serta Satlantas Polres Ngawi dengan bersamaan mendatangi lokasi proyek.
Namun kedatangan mereka pun tidak bisa berbuat banyak, hanya memberikan himbauan dan mengakui upaya pembersihan jalan oleh pihak pabrik masih belum maksimal.
"Beberapa minggu yang lalu kami sudah cek, hasil evaluasi kapasitas kendaraan dengan pembersih belum memadai karenanya kami sarankan untuk mendatangkan alat yang bisa memaksimalkan kegiatan tersbut, " kata Kabid Lalu Lintas Dishub Kabupaten Ngawi, Tituk P Tyas, saat beraudiensi dengan perwakilan pabrik termasuk seorang tokoh masyarakat Geneng yang mengenakan atribut pin anggota DPRD Ngawi.
Editor : Asfi Manar