Kerusuhan Antar Perguruan Pencak Silat Pecah di Magetan, Timbulkan Kepanikan dan Membuat Warga Resah

NGAWI,iNewsNgawi.id - Kerusuhan antar perguruan pencak silat pecah di Kabupaten Magetan, Minggu sore (20/4). Ratusan perusuh yang terlibat membuat warga panik dan ketakutan, karena selain perang batu beberapa diantaranya juga terlihat membawa senjata tajam. Polisi yang berada dilokasi tidak sebanding jumlahnya dengan para perusuh.
Kerusuhan yang terjadi di desa Madigondo kecamatan Takeran ini pecah ketika salah satu kubu silat tengah dalam perjalanan membubarkan diri usai menghadiri acara halal bihalal.
Namun ditengah perjalanan rombongan berjumlah puluhan tersebut berpapasan dengan sekelompok perguruan lain yang lebih besar di lokasi peristiwa.
Tanpa diketahui penyebabnya tiba-tiba kedua kubu tersebut saling serang, bahkan mencoba saling melukai dengan bersenjata batu, balok kayu bahkan diantaranya terlihat menggunakan senjata tajam.
"Saya sempat dikejar, motor saya dilempar dengan batu, bahkan para penghadang hampir membacok saya," kata David salah seorang peserta halal bihalal saat mencari aman kepada perugas keamanan.
Warga yang kebetulan berada dilokasi dibuat panik dan ketakutan, bahkan beberapa pengguna jalan harus balik arah menghindari lokasi kerusuhan karena kondisi semakin tidak terkendali.
Nampak beberapa petugas yang sedianya melakukan pengawalan kewalahan melerai dua kelompok perguruan yang disinyalir lama berseteru itu.
Menurut seorang warga setempat, mencekamnya kerusuhan yang ditimbulkan membuat warga tidak.bisa berbuat apa apa dan hanya bersembunyi dirumah masing masing.
"Mereka ( perusuh ) saling melempar dengan benda seadanya, mengunakan batu dan kayu, banyak warung dan toko langsung tutup karena sangat mencekam," kata Ahmad Khoifur, warga sekitar lokasi yang mengaku tidak mengenali kedua kelompok tersebut.
Dalam pernyataanya Kapolres Magetan AKBP Raden Erik Bangun Perkasa mengatakan penyebab utama karena adanya penghadangan yang dilakukan salah satu kelompok kepada kelompok halal bihalal.
Sebelumnya ada acara halal bihalal di wilayah Takeran, namun saat hendak kembali ke arah Madiun terjadi penyekatan," kata Erik tentang kronologi kerusuhan usai berhasil membubarkan masa. Polres sendiri untuk menagani kerusuhan ini mengerahkan 200 personel dibantu satu SST Brimob.
Editor : Asfi Manar