NGAWI, iNewsNgawi.id - Puncak Peringatan HUT Ngawi ke 664 tiba pada hari Kamis, ( 7/7/2022), di pelataran pendopo Wedya Graha Ngawi, ditandai pelaksanaan upacara bendera yang di pimpin Bupati Ngawi Onny Anwar Harsono.
Dalam sambutanya, Bupati menyampaikan tema 'Ngawi Bergerak Sehat Bangkitkan Ekonomi' dengan menganalogikan angka 664 merupakan angka sepesial dan penuh makna setelah 2 tahun diterpa pandemi Covid - 19.
Angka 6 pertama disebut Ngawi sebagai kota agraris dengan unggulan pertanian. Angka 6 kedua merujuk pada pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana dalam kawasan perindustrian dan angka 4 dianalogikakan sebagai kebangkitan pariwisata.
"Konsistensi pembangunan pertanian, yang kini menjadi penyangga pangan nasional dengan 65 persen masyarakat sebagai petani dan harus lebih sejahtera, disamping kita tetap fokus berkomitmen membangun jalan dan jembatan sebagai daya ungkit perekonomian masyarakat. Lain itu tidak ketinggalan keberadaan Benteng Van Den Bosch dan tempat wisata lain dapat menjadi unggulan ekonomi di Ngawi," papar Onny dalam makna angka 664 HUT Ngawi.
Selain seluruh jajaran Forpimda Pemkab Ngawi, pelajar dan mahasiswa, upacara ini juga dihadiri Danrem 081/DRJ Kolonel Inf.Deni Rejeki dan Danlanud Iswahyudi yang diwakili oleh Kadispotdirga Kolonel Tek Suprijantono.
3 Prosesi Sakral
Sebelum puncak peringatan, selama tiga hari berturut turut juga dilakukan 3 prosesi sakral yang merupakan bagian rangkaian dari HUT Ngawi.
Ziarah leluhur adalah pembuka babak dalam momen ini dihari pertama, ritualnya yaitu tabur bunga dan doa di 4 titik makam yaitu makam RM Tumenggung Poerwodiprodjo di TPU Kauman yang berada di belakang masjid Agung Ngawi, makam Patih Pringgo Koesoemo di desa Ngawi Purba, kemudian makam Raden Adipati Kertonegoro di desa Sine kecamtan Sine dan berakhir di TPU Jabal Kadas di desa Hargomulyo Ngrambe, tempat makam putri Cempo dan Patih Ronggolelono.
Babak kedua dihari kedua berupa penyucian senjata pusaka, berupa pembersihan kepada 2 pucuk tombak yaitu Kyai Singkir dan Songgo Langit, serta 2 payung pusaka yang disebut Sonsgong Tunggul Wulung dan Songsong Tunggul Warono.
Keempat benda pusaka ini disucikan dalam ritual yang disebut Jamasan Pusaka dengan menggunakan air suci khusus yang dilakukan oleh para sesepuh pemangku upacara.
Usai ritual jamasan keempat pusaka tersebut kemudian disemalamkan di balai desa Ngawi Purba yang keesokan harinya ( hari ketiga-red.) akan di arak kembali ke pendopo Bupati sebagai prosesi sakral ketiga atau terakhir dihari ketiga, dan akan kembali disucikan pada tahun berikutnya.
Editor : Asfi Manar