NGAWI, iNewsNgawi.id - Diujung penutup tahun 2022, Pemkab Ngawi membukukan adanya penurunan tingkat kemiskinan dibanding pada periode tahun sebelumnya sebesar 1,4 persen.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Bupati Ngawi yang bertindak sebagai Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah ( TKPKD ) Ngawi Dwi Riyanto Jatmiko ( Antok ) pada Senin ( 26/12/2022 ).
Menurut Antok penurunan angka kemiskinan di Ngawi sebelumnya menyentuh 15,57 persen di tahun 2021. Kemudian pada tahun 2022 ini, angka kemiskinan berhasil diturunkan menjadi 14,15 persen.
Meskipun tren penurunan angka kemiskinan hanya 1,4 persen di Kabupaten Ngawi, menurut Antok sebagai kabar yang baik, hal itu membuktikan adanya laju percepatan penanganan kemiskinan di Ngawi yang juga terhitung cukup baik jika dilihat dari indeks rata rata Provinsi Jawa Timur.
"Kalau dilihat dari rata-rata Provinsi Jawa Timur laju penurunan angka kemiskinan 1,02 persen, kita berhasil menurunkan 1,4 persen," kata Wabup Antok.
Antok juga menjelaskan agenda yang akan dilakukan Pemkab Ngawi kedepan untuk meningkatkan percepatan adalah dengan melakukan verifikasi dan validasi data Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (PPKE) dari pusat, dimana data tersebut sudah menggunakan hasil sensus Regsosek tahun 2022.
"Berdasarkan data itu, ada 12.300 sekian jiwa kemiskinan di Ngawi. Data itu kemudian akan kita padankan dengan data kita. Untuk ditindaklanjuti dengan intervensi penurunan kemiskinan baik dari pemerintah daerah atau pusat," ungkap Antok.
Pemkab Ngawi sendiri akan melakukan verifikasi data PPKE dan hasilnya akan ditindak lanjuti dengan intervensi penurunan angka kemiskinan di Ngawi. Intervensi yang dimaksud Wabup Antok tidak hanya pada sektor pangan, kan tetapi juga menyasar sektor lain, seperti air bersih, kesehatan, hingga rumah layak huni.
"Sehingga akan muncul sasaran yang akan kita berikan intervensi, sesuai dengan kebutuhan," ucapnya.
Ada tiga kriteria yang digariskan dalam penentuan sasaran intervensi penurunan angka kemiskinan di Ngawi, yaitu tidak masuk DTKS, terdaftar DTKS tapi belum menerima bantuan, dan detail kebutuhan warga, seperti misalnya terkait kesehatan, rumah layak huni.
"Itu yang akan kita lakukan terkait penurunan angka kemiskinan. Start awal nanti dari Dinas Sosial untuk verifikasi dan validasi data tersebut," terang Wabup Antok.
Lalu catatan apa saja yang telah dilakukan Pemkab Ngawi sepanjang tahun 2022 untuk menekan angka kemiskinan?.
Ada beberapa program yang dilakukan pemkab Ngawi selama 2022 untuk menekan angka kemuskinan, diantaranya Program Warung Berkah dan Jumat Berkah. Namun kedua program ini dinilai masih belum optimal pelaksanaan dan efektifitasnya, karena masih bersifat sporadis, dan belum terarah sesuai yang diinginkan.
"Tahun 2022 ini, tahun dimana kita menggerakan ( warung berkah dan jumat berkah), memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengentasan kemiskinan," ucapnya.
Karenanya Antok berharap dan optimistis, di tahun 2023 mendatang, seluruh program pengentasan angka kemiskinan di Ngawi akan berjalan lebih baik. Para penerima bakal lebih tepat, dan mengarah kepada penerima sesuai nama dan alamat, berdasarkan data yang akurat.
"Tahun 2023 nanti akan lebih tepat. Misalnya program Berkat Warung yang ditangani dinas A, nanti akan diarahkan kepada penerima, sebagaimana data," ujarnya.
Namun begitu ternyata adalah program Subuh Bergerak yang juga bagian dari upaya penekanan kemiskinan
justru berhasil menjadi motivator kepada warga untuk saling peduli dengan sesama, dan ini efektif untuk mengkampanyekan pengurangan angka kemuskinan.
"Sangat berpengaruh, Subuh Bergerak itu sifatnya sebagai motivator terhadap pergerakan seluruhnya. Subuh Bergerak berhasil memotivasi kepedulian, peran serta masyarakat, termasuk dinas. Nanti di 2023, menggerakan sesuai dengan sasaran," pungkas Antok dalam keteranganya kepada iNewsNgawi.id.
Editor : Asfi Manar