NGAWI,iNewsNgawi.id - Anggota Komisi A DPRD Jawa Timur, Diana Amaliyah Verawatiningsih ( Sasa ) mendatangkan donatur kaki palsu dari Amerika Serikat. 50 orang difabel tuna daksa Sabtu, ( 23 / 9/ 2023), menerima bantuan kaki palsu di Kantor Dewan Pimpinan Cabang ( DPC ) PDIP Ngawi dengan harapan bisa menggunakan kaki palsu demi memperlancar aktifitas keseharian dan memperkuat ekonomi mereka.
Hampir semua penerima merupakan warga yang berlatar ekonomi bawah, sehingga bantuan ini dirasakan sangat berarti. Para relawan dari pihak donatur, Gereja Latter Days Saints ( LDS ), melakukan aktifitas pemasangan kaki palsu, hingga langsung dapat digunakan senyaman mungkin.
Para penerima yang menjadi binaan Dinas Sosial Kabupaten Ngawi ini, menurut Sasa layak untuk dibantu mengingat, keberadaan para penyandang tuna daksa ini tidak bisa hanya menggantungkan uluran tangan dari pemerintah.
"Kita menyadari meski belakangan pemerintah sudah menunjukan kepedulian kepada para difabel melalui pembangunan fasilitas bagi mereka disetiap tempat, namun saya rasa masih kurang, karenanya kita juga harus membantu, " kata Sasa, yang juga melakukan kegiatan yang sama di Kabupaten Magetan.
Menurut Sasa salah satu alasan inilah yang membuatnya menarik para donatur koleganya melirik para tuna daksa salam menyalurkan bakti sosialnya.
"Saat ini eranya difabel mendapat porsi yang sama seperti yang lain, kesamaan fasilitas baik jalan maupun ditempat umum lainya, memang beberapa pemerintahan daerah memgalokasikan anggaran untuk mereka, namun tidak cukup, meskipun biasanya mereka mengambilkan dari CSR pihak perusahaan di wilayahnya, " imbuhnya.
Teguh, salah satu tuna daksa penerima bantuan warga Kecamatan Kendal misalnya, mengaku sangat gembira dengan kaki palsu yang diterimanya. Kaki palsu menjadi barang berharga, apalagi jika membeli harganya sangat mahal baginya.
“Senang sekali sudah dibantu. Kalau beli mahal. Antara Rp4 juta sampai Rp10 juta sepasang,” kata Teguh kepada iNewsNgawi.id, sambil menunjukan kaki kirinya harus diamputasi akibat diabet pada 2008 lalu.
“Baru kali ini dapat bantuan. Kalau dulu saya beli dari Solo,” kata Teguh sumringah.
Editor : Asfi Manar