NGAWI,iNewsNgawi.id - Terjawab sudah pertanyaan dari pembicaraan publik mengenai keputusan Gibran Rakabuming Raka memerima pinangan capres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto untuk mendampingi sebagai cawapresnya dalam Pilpres 2024.
Secara resmi akhirnya, Rabu ( 25/10/2023) Prabowo dan Gibran mendaftarkan diri sebagai Capres / Cawapres di KPU RI setelah tiga hari sebelumnya tidak ada sepatah tanggapan apapun dari mulut Walikota Solo itu.
Selama itu pula, atau bahkan sejak Mahkamah Konstitusi ( MK ) memutuskan usia dibawah 40 tahun dan pejabat aktif hasil pemilu dapat mencalonkan diri sebagai capres atau cawapres, berbuah mencuatnya isu politik dinasti mengingat Gibran adalah anak Presiden Jokowi. Selain itu, adanya Gibran adalah kader PDI Perjuangan padahal secara resmi mengusung pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Keputusan Gibran tersebut dikabarkan membuat tensi dalam internal PDIP menghangat. Publik pun kemudian beramai-ramai membaca sikap PDIP ke Gibran.
Lepas dari konstilasi politik di tingkatan atas, sikap PDIP ditingkatan daerah atau DPC seperti Ngawi, memastikan masih tegak lurus dengan DPP. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua DPC PDIP Ngawi, Dwi Riyanto Jatmiko ( Antok ) menanggapi strategi apa yang harus dilakukan untuk memenangkan paslon PDIP, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Ngawi.
"Secara prinsip paslon Pak Ganjar dan Pak Mahfud itu sudah final, kami seluruh jajaran baik struktural, para kader partai dan yang ada di legislatif sudah siap tegak lurus dalam rangka pemenangan Ganjar - Mahfud, sesuai yang kita strategikan yaitu satu tarikan nafas berupa pergerakan internal partai baik struktural maupun caleg untuk pemenangan partai dan paslon kami," kata Antok, usai memimpin monev struktural dan bacaleg di kantor DPC PDIP Ngawi, ( 24/10/2023).
Antok sendiri mengklaim peristiwa politik yang terjadi ( pencalonan Gibran ) tidak berdampak kuat terhadap sikap kader PDIP Ngawi maupun potensi perolehan suara.
"Kita terbiasa dengan sistem kepartaian kami dalam bergerak, jadi siapapun paslon yang menjadi kompetitor dari PDIP akan menjadi lawan kita lepas dari mana pun paslon itu berasal, dan saya kira itu wajar, karenanya kami tidak menyikapi secara reaksional, dan bukan masalah bagi kami," tegas Antok.
Antok sendiri optimis jika sistem pergerakan kepartaian yang diterapkanya masih efektif untuk mencegah tergerusnya suara PDIP di kabupaten Ngawi, baik pilpres maupun pileg akibat dinamika politik dalam pilpres.
"Menggerus atau tidak tergantung dari bagaimana pergerakan kita, seperti sekarang ini pergerakan kita tetap intens menjalankan sistem dan kami yakin ( dinamika paslon ) tidak akan menggaggu perolehan suara, kami persiapkan ini jauh hari, dan tidak kami tergantung dari figur, namun siapun yang ditetapkan oleh PDIP itu yang harus kita sosialisasikan dan menangkan," pungkasnya.
Saat ini jumlah kursi anggota DPRD Ngawi dari PDIP sebanyak 20 kursi, dari hasil pemilu 2019.
Editor : Asfi Manar