NGAWI, iNewsNgawi.id - Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dari 4 desa di kabupaten Ngawi menerima Program Kemandirian Pangan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran (TA) 2022 senilai 4 milyar untuk pembangunan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) dan fasilitas pendukungnya. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Ngawi , Supardi kepada iNewsNgawi.id, ( 2/1/2023).
Gapoktan penerima program tersebut adalah yang bersinergi dengan pemerintahan desa, yaitu Gapoktan Sri Mulyo Rahayu desa Guyung Kecamatan Gerih, Gapoktan Ngudi Makmur, desa Tambakboyo, kecamatan Mantingan, Gapoktan Sido Makmur, desa Sidorejo, kecamatan Karangjati dan Gapoktan Sumber Tani, desa Jatirejo, kecamatan Kasreman.
Dari 4 penerima masing masing terbagi senilai 1 milyar, dan dialokasi untuk pembelian rice milling unit ( RMU ), bed dryer, lantai jemur dan bangunan rumah RMU dan bed dryer.
"Selain RMU berkapasitas >0.5 ton dan bed dryer 3.5 ton per proses, peruntukan dana yang lain yaitu infrastruktur rumahnya dibangun secara swakelola oleh anggota gapoktan, dengan tujuan padat karya, " terang Supardi.
Menurut Supardi, untuk infrastruktur alokasi dana yang dianggarkan menurut ketentuan senilai Rp 545 juta sisanya untuk pembelian unit RMU dan bed dryer dan potong pajak.
"Jadi pembelian dua unit tersebut merujuk dari ketentuan e-Katalog, termasuk speknya, itupun dinas tidak serta merta membeli dan langsung dikirim ke titik penerima, namun prosesnya kita mengajak gapoktan dan kepala desa langsung ke tempat produsen agar bisa secara langsung melihat dan menentukan yang hendak dibeli," kata Supardi.
"Untuk transparansi, kita mengajak ketua gapoktan dan kepala desa untuk memilih sarananya di dua vendor yang memiliki sarana sebagaimana spesifikasi pada juknis. Bed dryer di CV. Javatech, dan RMU di PT. Pura Barutama," jelas Supardi.
Alasan pemilihan dua vendor penyedia sarana pendukung tersebut, Supardi menjelaskan, hal itu berdasarkan pilihan gapoktan. Selain itu, pada laman e-katalog untuk kebutuhan sarana yang spesifikasinya sesuai dengan juknis, hanya tersedia pada dua vendor yang dimaksud.
"Yang spesifikasinya persis dengan juknis, cuma dua vendor itu," jelas Supardi.
Keterangan Supardi ini dibenarkan oleh Kepala Desa Jatirejo Agus Suwoko yang mengaku terlibat langsung pembelian RMU dan bed dryer. Menurut Agus keterlibatan pemdes dalam proses ini atas inisiatif DKPP, dan bagi pihaknya menjadi sesuai yang dibutuhkan.
"Benar kita bisa langsung memilih apa yang kita butuhkan mengingat penjualan gabah warganya sering tergantung harga pembelian dari tengkulak harapanya petani juga bisa menjual dalam bentuk beras dan bekerjasama dengan BUMDes," ungkap Agus.
Pemdes Jatirejo sendiri telah menggunakan lahan aset desa seluas 5 are untuk program LPM ini demi menampung hasil gabah dari 365 Ha lahan padi yang dimiliki petani seluruh desa Jatirejo.
Program LPM sendiri telah diresmikan oleh Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono pada bulan Desember 2022 lalu. Diharapkan dengan adanya lumbung pangan dari bantuan DAK Kementerian Pertanian, dapat memberikan nilai tambah bagi para petani yang berketempatan.
"Petani tidak hanya menjual produk gabah, tapi berupa beras. Sehingga ada nilai tambah bagi para petani," pungkas Supardi.
Pengakuan manfaat juga disampaikan salah seoraang pengurus gapoktan Sri Mulyo Rahayu Desa Guyung, Kecamatan Gerih, Siswo Tarmuji. Menurutnya, keberadaan lumbung pangan cukup membantu para petani, utamanya saat musim penghujan.
"Kami sangat bersyukur dengan adanya lumbung pangan ini. Sebab, ketika musim penghujan, gabah petani sulit sekali lakunya. Kemudian setelah ada lumbung pangan ini, dengan dilengkapi mesin pengering dan penggiling gabah, kita tidak risau lagi," ucap Siswo.
Editor : Asfi Manar