NGAWI, iNewsNgawi.id - Sebutan jalan perontok baut tidak lain disematkan dari beberapa pengguna jalan yang melaui Jl.Siliwangi di desa Jururejo Kecamatan Ngawi.
Bagaimana tidak menurut ungkapan kebanyakan para pengendara, terutama sepeda motor yang melintas di jalan sepanjang 3 Km dari perempatan sisi selatan hingga pertigaan di sisi utara ini, berasa mengalami ketegangan tersendiri dan harus ekstra kosentrasi, akibat kontur jalan yang bergelombang serta sedikit miring hingga setengah jalan di beberapa titik.
Titik terparah ada di sepanjang sekitar 100 m depan SDN Jururejo, dimana ada 4 titik marka berupa pita kejut yang dibuat seperti asal asalan. Jumlah garis pita kejut disetiap titiknya juga berbeda, yaitu 3 - 7 garis pita. Belum lagi ketebalan setiap rentang pita pun tidak rata.
Kondisi ini sangat berbahaya, ketika pengguna jalan harus memacu kendaraanya lebih tinggi demi lepas dari jalan bergelombang, namun sesaat kemudian dikejutkan dengan 'polisi tidur' itu, tak ayal banyak yang melakukan pengereman mendadak atau mengalami getaran keras.
"Setiap hari saya melaui jalan ini, beberapa kali saya hampir celaka jika ada kendaraan didepan tiba-tiba ngerem.mendadak karena polisi tidur itu," kata Denny warga Paron, kepada iNewsNgawi.id, (2/8/2023).
Meski Denny mengaku sudah hapal celah melaui pita kejut itu untuk mengurangi getaran, namun bagi yang belum terbiasa bisa menjadi masalah.
Tak ada yang tahu secata pasti sejak kapan pita kejut 'horor' itu ada dan dari siapa ide itu muncul, namun kondisi Jl. Siliwangi jauh dari kenyamanan dan kelayakan keselamatan.
Dinas perhububungan Ngawi pun tidak mememiliki catatan tentang marka tersebut, meski mengakui bagian dari pengawasanya dan mengklaim tengah melakukan proses pendataan terhadap tiga kelengkapan jalan yaitu , marka, rambu dan penerangan.
"Benar itu ( marka pita kejut ) bagian dari kami, dan saat ini kita tengah mendata seluruh kelengkapan jalan, baik itu rambu dan marka, jadi jika jalan Siliwangi nanti ada perbaikan maka kita akan redesign lagi," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Ngawi Anang Heri Prabowo, ( 24/8/2023).
Lebih lanjut Anang juga mengakui jika mayoritas kelengkapan jalan di Ngawi masih banyak kekurangan sehingga butuh pengadaan dan peremajaan.
"Saat ini bisa dibilang kita ini masih kekurangan terutama untuk marka dari jalan yang baru di aspal, rambu juga banyak yang harus disesuaikan dengan kondisi sekarang, begitu juga dengan penerangan jalan umum ( PJU ) saat ini kita masih kurang," tuturnya.
Meski belum dapat diharapkan sepenuhnya, kabar baik datang dari Dinas PUPR Ngawi, jika Jl. Siliwangi bakal mulus tahun 2024.
"Kita baru saja melakukan rapat mengambil skenario terbaik untuk mendapatkan anggaran bagi Jl. Siliwangi, yaitu mengusulkan melaui jalur DAK selain jalur Inpres yang sudah kita ajukan sebelumnya," kata Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Ngawi, Rachmat Fitrianto, (23/8/2023).
Menurut Rachmat, salah satu alasanya mengajukan lewat DAK adalah bisa mengontrol percepatan pelaksanaan perbaikanya, mulai jadwal lelang hingga kontrak bisa dikontrol dari Ngawi.
"Kalau Inpres yang melaksanakan dari Kementerian tapi kalau DAK melaui daerah, jadi bisa kita lakukan dari Ngawi, namun ini masih sebatas usulan yang kami ajukan untuk mendapatkan pagu anggaran," terangnya lebih lanjut, yang menurut perkiraanya November tahun ini sudah ada jawaban.
Rachmat tidak menampik jika pagu anggaran yang diusulkan tidak jauh berbeda dalam item pengajuan anggaran Inpres yaitu Rp 25 milyar.
"Semoga usulan DAK 2024 ini disetujui dan dianggarkan, maka tahun depan Jl. Siliwangi sudah bisa direkonstruksi," pungkas Rachmat.
Sejatinya seperti yang diulas oleh iNewsNgawi.id, ( 20/5/2023), pada tanggal 24 Februari 2023 dengan berbekal memenuhi tema yang disyaratkan dalam program Inpres, secara resmi Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono berkirim surat resmi kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( PUPR ) untuk mendapatkan alokasi anggaran kepada pusat, sebagai langkah untuk pembangunan dan meningkatkan kapasitas infrastruktur dari 22 ruas jalan salah satunya adalah Jl. Siliwangi. Namun nasib jalan sejauh 2,8 Km dan lebar 8 m tersebut hingga kini tidak ada kabar anginya.
Editor : Asfi Manar
Artikel Terkait