NGAWI, iNewsNgawi.id - Rabu pagi, 14 Juni 2023, Wakil Sekertaris Majelis Wakil Cabang ( MWC) NU Kedunggalar, Imron dihubungi Ketua MWC Kedunggalar, Juwaini, jika akan ada pertemuan diluar kantor MWC, namun dirinya diminta ke Kantor KAU Kedunggalar terlebih dulu untuk mengambil uang di sana.
"Saya dihubungi ketua dan disuruh untuk langsung menuju kantor KUA sebelum ke lokasi pertemuan," kata Imron memulai keteranganya kepada iNewsNgawi.id, ( 15/6/2023).
Sesampai di kantor KUA Kedunggalar, Imron dipanggil salah satu pegawai yang tidak diketahui namanya agar masuk kedalam ruanganya.
"Saya yakin itu pegawai KUA, namun bukan Ketua KUA," tegasnya.
Imron menuturkan, pegawai bercambang itu kemudian menyerahkan uang Rp 2,7 juta berupa pecahan satuan Rp100 ribu dan Rp 50 ribu dalam sebuah amplop.
"Ini ada titipan dari Pak Kepala," ujar Imron menirukan perkataan pegawai tersebut tanpa ada percakapan lainya.
Namun keterangan Imron memgambil uang dari KUA Kedunggalar tersebut dibantah oleh Kepala KUA Kedungalar, Bahrudin. Menurutnya, tidak ada agenda KUA pada hari itu mengeluarkan uang kantor.
"Tidak ada itu ( pemberian uang ), tidak ada bantuan," kata Bahrudin di ruang kerjanya KUA Kedunggalar, ( 20/6/2023).
Kembali ke Imron, dari kantor KUA dia langsung menuju ke lokasi pertemuan di sebuah tempat wisata kolam renang di desa Jenggrik Keunggalar. Tiba ditempat tujuan, Imron kemudian langsung menyerahkan uang titipan tersebut kepada Juwaini tanpa mengetahui keperuntukannya.
"Saya hanya sampai disitu saja, setelah itu saya tidak tahu lagi," ungkapnya, sambil memastikan jika ia datang paling akhir dari daftar absen.
Diantara pengurus ranting yang hadir, salah satunya adalah Anam Besari, Ketua Ranting NU Bangunrejo Kidul. Sama seperti Imron, Anam juga dihubungi Juwaini agar datang ke pertemuan meski hanya dengan undangan lesan.
"Biasanya kalau ada pertemuan selalu ada undanganya, tapi pertemuan ini hanya lesan, selain itu tidak perlu iuran seperti pertemuan MWC biasanya," kata Anam, ( 19/6/2023).
Menurut Anam, Juwaini menginformasikan pertenuan itu adalah undangan KUA Kedunggalar tanpa dijelaskan maksud dan tujuanya. Namun begitu acara dimulai dan berjalan, tidak ada satupun orang KUA yang hadir.
"Saya tanyakan yang punya hajat ( KUA ) kog tidak hadir?, sama Pak Juwaini dijawab pamit tidak bisa hadir," papar menirukan percakapan dengan Juwaini.
Anam juga menuturkan jika pertemuan yang dihadiri 12 ranting itu adalah perkenalan seorang kader NU yang hendak menjagokan diri di konfercab PCNU Ngawi.
"Bukan dari pengurus PC NU, tapi perkenalan seorang kader NU yang akan menjadi jago di konfercab," terang Anam yang datang dengan salah satu pengurus rantingnya.
Dikonfirmasi terkait hal ini , belum ada tanggapan dari Ketua MWC Kedunggalar, Juwaini, saat dihubungi baik melalui telepon maupun pesan singkat tidak pernah ada respon.
Tanggapan datang dari Plh Kepala Kemenag Ngawi, Suroto, yang menyatakan pemberian uang dari KUA hal yang mungkin bisa terjadi, selama dengan alasan kemaslahatan umat.
"Jadi pada dasarnya kita di Kemenag tidak ada instruksi atau perintah apapun untuk membantu pendanaan, termasuk mungkin terkait di Konfercab PCNU Ngawi, namun jika untuk kemaslahatan umat ya bisa kita bantu" kata Suroto yang tidak tahu apakah pertemuan MWC di Kedunggalar termasuk kemaslahatan umat, ( 16/6/2023).
"Bisa saja itu dilakukan, kemungkinan karena orang Kemenag itu berasal.dari macam-macam (organisasi keagamaan) jadi mereka membantu organisasinya , namun saya tidak tahu dana yang diberikan dari mana asalnya, yang jelas kalau dari institusi hanya untuk operasional saja," pungkasnya.
Sementara itu Ketua PC NU Ngawi, KH. Ahmad Ulinnuha Rozy, ( Kyai Ulin), memiliki pandangan lain terkait isu campurtangan Kemenag dalam jelang Konfercab.
Menurut pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Temulus, Kedungharjo, Mantingan ini , apapun prosesnya pelaksanaan Konfercab harus mengutamakan adab dan moral.
"Kalau untuk suksesi kemudian meng-golkan salah satu nama yang akan diharapkan menjadi ketua itu silahkan saja, asal, dengan cara yang baik, karena sesungguhnya yang di junjung tinggi oleh NU itu adalah adab, bertata krama, karena bukan organisasi politik namun hanya organisasi sosial keagamaan, maka moral harus jadi panglimanya," ujarnya, ( 15/6/2023).
Jadwal Konfercab sendiri diusulkan oleh PC NU Ngawi terselenggara sebelum berakhirnya SK Pengurusan yang jatuh pada tanggal 23 Juli 2023 mendatang. Namun hingga kini usulan yang diajukan pelaksanaanya 2 Juli 2023, belum ada respon dari PBNU.
Penuturan Imron dan keterangan Anam menguatkan dugaan, adanya intervensi Kemenag berbau penggunaan dana masyarakat dan transaksi jabatan di balik fragmen konfercab PCNU Ngawi.
Editor : Asfi Manar
Artikel Terkait