NGAWI, iNewsNgawi.id - Anggota DPRD Ngawi yang diisukan menjadi beking proyek Pabrik PT GFT Imdonesia Investment akhirnya terkuak, setelah Ketua DPRD Ngawi Yuwono Kartiko ( King ) memastikan anggota DPRD Ngawi tersebut adalah Winarto, seorang anggota Komisi 2 DPRD Ngawi.
Seperti yang diberitakan oleh iNewsNgawi.id edisi 6 Januari 2025, seorang angota DPRD Ngawi diduga menjadi bekingan pabrik PT GFT Indonesia Investment yang diduga mengabaikan amdal lalin menyusul terjadinya sejumlah peristiwa kecelakaan disekitar proyek.
Kepastian tersebut disampaikan oleh King ketika iNewsNgawi.id menunjukan foto keberadaan politisi Golkar ini saat dinas gabungan melakukan sidak proyek pembangunan pabrik mainan dari Penanaman Modal Asing ( PMA ) tersebut, di desa / kecamatan Geneng karena disinyalir menjadi biang sejumlah kecelakaan lalu lintas di jalan raya Ngawi - Maospati akibat ceceran lumpur dari kendaraan proyek.
Padahal menurut King, tidak ada laporan agenda kelembagaan untuk menyikapi penyebab peristiwa kecelakaan disekitar proyek pembangunan pabrik tersebut. Namun King memastikan sebagai kewajaran bagi anggota Dewan untuk mengurai permasalahan yang dihadapi masyarakat.
"Kita cermati permasalahan kecelakaan di Geneng itu secara teknis sepertinya belum terselesaikan, dari situlah yang berwenang untuk ikut mengurai permasalahan itu bersama OPD terkait adalah komisi 4, nah karena ada anggota dewan yang berdomisili di situ, apalagi juga bagian dari dapilnya, maka dia berhak ikut menyelesaikan permasalahan masyarakat yang ada di situ," kata King menanggapi isu bekingan anggotanya ( Winarto ) kepada PT GFT, (7/1).
"Selaku anggota dewan dituntut untuk aktif dan hadir menyelesaikan permasalahan di masyarakat dan diatur dalam tartib pengkomisian, yang bermitra dengan bidang-bidang di pemerintahan," lanjut King menjawab tentang peran Winarto meski berbeda fungsi dari Komisi tempatnya berada.
"Kalau ini ada masalah pelanggaran job desk dari anggota dewan, saya persilahkan masyarakat untuk menilai, dan kita juga punya mekanisme untuk menyelesaikan ketidakpuasan masyarakat terhadap penyelesaian yang dilakukan oleh teman anggota dewan," terangnya.
King juga mengaku telah melihat materi-materi penyelesaian dari audiensi melaui beberapa video yang beredar, dan baginya memungkinkan adanya tidak lanjut yang perlu dilakukan berupa tim gabungan untuk melihat lebih jauh tentang aktifitas proyek yang membuat jalan raya menjadi licin tersebut.
"Mungkin kami akan membuat tim yang berisi komisi gabungan khusus untuk ( permasalahan ) pabrik yang membuat jalan licin itu," pungkasnya.
Sementara itu dalam klarifikasinya, Winarto membantah menjadi beking dari pabrik yang meresahkan warga dan pengguna jalan itu, ia berdalih keberadaanya saat warga dan dinas terkait mendatangi proyek sebagai kebetulan saja.
"Bukan ( beking ), saya kebetulan melintas karena hendak menuju kantor, namun karena ada kerumunan, apalagi ada di desa saya, maka saya pun berhenti, dan menanyakan apa yang terjadi kepada petugas proyek," bantah Winarto menjawab keberadaanya karena diundang oleh pihak proyek.
"Saya diberitahu oleh satpam kalau akan ada kunjungan, dan saya sebagai tokoh Geneng ( lokasi pabrik ), dan mereka konsituen saya apalagi akan ada banyak pejabat disitu, kemudian saya berhenti untuk menunggu, dan ternyata ( tujuan sidak) tentang adanya dumas ( aduan masyarakat ) akibat tanah berceceran di jalan, dan terungkap tanah berceceran itu dari ban truk yang keluar masuk pabrik bukan dari tumpahan muatan truk urugan," ungkap Winarto mengulas kronologi keberadaanya di tengah sidak tersebut.
"Karena saya tokoh di Geneng dan kebetulan saya kenal dengan orang dalam pabrik, untuk itu saya ikut menegaskan agar pabrik memberikan umbul umbul, rambu-rambu peringatan, penyemprot ban dan sebagainya, jadi saya ikut mendorong agar semuanya aman dan nyaman, dan saya ingin membantu kebijakan pemerintah supaya semuanya lancar," tegas politisi Golkar ini memberikan klarifikasi.
Editor : Asfi Manar
Artikel Terkait