NGAWI,iNewsNgawi.id - Sekelompok warga melakukan pembongkaran keberadaan lima makam palsu yang dikultuskan oleh kumpulan orang tidak dikenal dan menjadi tempat ritual mereka. Setelah digali ternyata tidak ada tanda jasad ditemukan didalamnya.
Dengan pengawalan kepolisian Polsek Geneng Polres Ngawi, sekelompok warga dari komunitas Perjuangan Wali Songo Indonesia ( PWSI ) mendatangi sebuah mushola di desa Guyung, Kecamatan Gerih, pada Minggu siang (12/1), untuk melakukan pembongkaran lima buah makam yang ada di belakang mushola tersebut.
Alasan pembongkaran ini karena merupakan makam palsu yang dikultuskan oleh beberapa orang dari luar daerah dan digunakan sebagai tempat ritual.
Setelah melakukan pembongkaran lima makam tersebut tidak ditemukan tanda- tanda jasad, dan hanya berupa gundukan tanah yang di beton layaknya sebuah makam.
Masing-masing makam berukuran sekitar 3 x 1 meter dengan sepasang batu nisan bertuliskan huruf arab disetiap makamnya.
Menurut Ketua RT di sekitar mushola, makam palsu ini sudah ada sejak sekitar 15 tahun lalu, ketika salah seorang tokoh di desa ini membangunya hingga kemudian menjadi tempat ritual beberapa orang tidak dikenal.
"Mereka datang untuk melakukan ziarah yang mereka sebut ziarah wali lima, berasal dari berbagai daerah luar Ngawi," kata Suprianto, ketua salah satu RT desa Guyung menceritakan aktifitas para peziarah makam palsu tersebut.
Supriyanto kemudian menceritakan awal dari makam tersebut merupakan beberapa gundukan tanah sebelum oleh para peziarah di beton menyerupai makam.
"Awalnya sekedar gundukan tanah yang biasa dibuat untuk batu bata, namun entah sejak kapan tiba tiba dibuat seperti makam," ungkap Supriyanto yang tidak mengenali para peziarah yang datang.
Sementata itu Ketua PWSI Ngawi Budi Cahyono keberadaan makam ini dapat membelokan sejarah, apalagi memang tidak ada jasad didalam lima makam ini.
"Karena ini memang makam palsu, didalamnya tidak ada jasad. Selain itu agar tidak ada pembelokan sejarah, terkait pemberian nama ( kemungkinan ) karena makamnya ada lima jadi itu sebutan oleh yang mebuat, " kata Budi sambil menunjukan sebuah poster bertuliskan ajakan istoghotsah Wali Lima Dzikrul Mu'min rutin setiap malam jumat, terpampang di dinding mushola.
Usai pembongkaran hingga rata dengan tanah, rencananya lahan bekas makam palsu itu akan digunakan untuk lahan parkir dan memperluas mushola.
Editor : Asfi Manar
Artikel Terkait