NGAWI,iNewsNgawi.id - Panglima Komando Strategi Angkatan Darat ( Pangkostrad ) Letjen TNI Muhammad Saleh Mustofa memastikan sinyal pengelolaan Benteng Pendem Van Den Bosch akan diambil alih oleh Pemkab Ngawi tinggal menunggu waktu di tahun ini.
Hal tersebut diungkap olehnya ketika berkunjung ke Benteng Pendem dalam rangka kunjungan kerja dan bertemu dengan Bupati Ngawi Ony Harsono, Selasa ( 30/1/2024).
Pertemuan dalam jamuan makan siang di gedung utama benteng tersebut, Pangkostrad menyampaikan syarat penting jika pengelolaan Benteng Pendem diambil alih oleh pemkab Ngawi.
"Apabila ini nanti diserahkan ke pemerintah daerah Ngawi, ada beberapa hal yang perlu kita lengkapi pelepasan hak atau hibah sehingga nanti pemerintah daerah mencari lahan yang cocok bagi penambahan lokasi dari kesatuan Yon Armed 12," kata Saleh Mustafa dalam pernyataanya kepada wartawan.
Menurut Saleh, Benteng Pendem merupakan aset Kementerian Petahanan RI yang diperuntukan bagi Kesatuan TNI AD. Penambahan yang dimaksud adalah alokasi lahan baru bagi satuan yang kini bertugas di area benteng. Namun begitu Saleh berharap tahun ini semua bisa terealisasi.
"Saya berharap percepatan dilakukan tahun ini, semakin cepat semakin baik, kemungkinan tahun ini kita bisa sama - sama menyelesaikan," lanjutnya tanpa merinci kelengkapan lokasi maupun luasan lahan yang dimaksud.
Alasan Saleh percepatan perlu dilakukan karena melihat nilai tambah dari Benteng Pendem pasca direnovasi layak untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan, pendidikan dan kepariwisataan.
"Saya berharap nilai manfaat dari benteng dapat dipertambah, tidak hanya orientasi kepariwisataan namun juga bagi pendidikan dan ekonomi kerakyatan lainya," pungkas Saleh yang didampingi oleh Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad Mayjen TNI Haryanto dan Danyon Armed 12 Mayor Arm Tulus Widodo.
Keterangan lebih rinci disampaikan oleh Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono terutama alokasi lahan yang diinginkan oleh Mabes TNI AD, sebagai syarat pelimpahan pengelolaan Benteng Pendem. Yaitu penambahan luas lahan Batalyon Armed 12 di jalan Siliwangi Ngawi 3 - 5 ha dan berpagar keliling.
"Jadi keinginan dari batalyon yang juga di pertegas oleh Pangdiv 2 Kostrad, bisa diketahui jika lahan yang dibutuhkan tidak sebesar lahan benteng sekarang yaitu 12 ha, namun cukup 3 - 5 hektar hanya harus nempel di lokasi batalyon sekarang, sehingga fungsinya lebih optimal, bisa digunakan untuk mess dan fasilitas lainya hingga berpagar keliling," terang Ony usai mengantarkan Pangkostrad meninggalkan komplek Benteng Pendem.
Lalu bagaimana tanggapan Ony terhadap permintaan itu?. Ony berjanji akan mengkaji permintaan tersebut terutama kesediaan anggaran untuk pembebasan lahan, dan jika memungkinkan tahun ini bisa diwujudkan.
"Kita akan mengkaji permintaan itu yang dilanjutkan dengan perjanjian, cuma kita melihat apakah kekuatan anggaran di 2024 ini apakah bisa untuk pembebasan lahan 3 - 5 ha disekitaran batalyon, klo kita ready ditahun ini ya bisa dijalankan," tutup Ony.
Apa yang disampaikan Pangkostrad telah memupus skenario tukar hibah lokasi taman Candi di desa Kartoharjo, Ngawi, yang sempat menjadi wacana sebelumnya.
Editor : Asfi Manar
Artikel Terkait