Kontingen Tanpa Bekal, Nasib Atlet Pelajar Ngawi Lakoni Popda ke-13 Jatim

Asfi Manar
Suasana makan yang tidak selayaknya dirasakan para atlet Ngawi sebagai duta daerah. Foto : iNewsNgawi.id / AM

NGAWI, iNewsNgawi.id - Atlet pelajar Kabupaten Ngawi kembali menorehkan prestasi dalam event olah raga level daerah Jawa Timur.

Kali ini Pekan Olahraga Pelajar ( Popda ) ke 13 dan Pekan Paralimpik Daerah ( Peparpeda ) ke 1 Jawa Timur di Sidoarjo, atlet yang mengusung nama kabupaten Ngawi ini meraih 9 mendali, 1 emas, 3 perak dan 5 perunggu.

Satu satunya mendali emas diraih oleh tim panahan beregu dalam kelas Beregu Devisi Standard Nasional Putera. Perolehan mendali ini atas prestasi Ilham Nahaja Auladi, Fazle Mawla Akbar, Rafiif Cesare Alqunabi, dan Khistiano Teja Kusuma.

Tidak hanya emas , dua mendali perunggu juga diperoleh dari cabor ini, atas nama Ema Galuh Wijaya, Shafira Aulia Putri dan Dinar Nur Tankinansih dalam Beregu Divisi Compound Putri, terakhir Khistiano Teja Kusuma dalam Divisi Standar Nasional Putra.

Sementara mendali lainya diperoleh dari Cabor lain, yaitu Wushu 2 mendali perak dan 1 perunggu dan lainya Taekwondo 1 perak dan 1 perunggu, terakhir 1 mendali peeunggu disumbang Cabor Karate.

Namun perjuangaan atlet duta Ngawi ini diliputi cerita yang tidak sedap terkait keikutsertaan mereka  tidak disuport pembiayaan dari Pemkab Ngawi.

Kondisi tersebut diungkap pertama kali oleh Sekertaris Forki Ngawi Mirico, yang menilai pemkab dalam hal ini Disparpora mengabaikan keikutsertaan atlit Ngawi dalam gelaran Popda ke 13 ini, terutama dalam hal penganggaran.

"Pemkab Ngawi dalam hal ini mengabaikan keberadaan Popda terbukti pemkab tidak menganggarkan pembiayaan keberangkatan para atlet, sementara mereka para atlet yang masih produktif yaitu dari para pelajar," kata Mirico, ( 14/11/2022).

"Berangkat biaya sendiri, mendaftar sendiri bahkan segala akomodasi  ditanggung sendiri, mereka bisa sampai ditempat bertanding sudah syukur, apalagi banyak orang tua yang tidak cukup biaya, makan dan tidur ya seadanya, bahkan harus nginep di GOR," ungkap Mirico.

Kisah menyedihkan juga diungkap pelatih tim cabor panahan, Ary Putrawibawa, 12 atletnya harus tidur berhimpit-himpitan di rumah sewa berbekal kasur pinjaman dari KONI Ngawi.

"Makan pun seadanya, disesuaikan buget hasil patungan para orang tua, itupun masak sendiri oleh salah seorang wali atlet, jadi jauh dari kelayakan untuk persiapan mereka bertanding," ungkap Ary kepada iNewsNgawi.id.

Bahkan menurut Ary persiapan dalam Popda kali ini mulai dari TC hingga laga biayaan dari patungan orang tua.

"Sejak dari awal persiapan kami dari cabor panahan berbekal swadana para orang tua," pungkas Ary.

Mengkonfirmasi pengakuan dari para pelatih ini, Kepala Disparpora Ngawi belum bisa memberikan keterangan karena diluar kota pun melalui telepon.



Editor : Asfi Manar

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network