Lahir sebagai Anak Perantauan, Jualan Roti dari Hasil Bertinju, Sandro Kini Jadi Polisi

Asfi Manar
Sandro ( biru ).memenangi salah satu laga tinju di Porprov Jatim VII di Bondowoso. FOTO : iNewsNgawi.id / ist

NGAWI,iNewsNgawi.id - Alexandro Tatim seorang  pemuda Ngawi berdarah Nusa Tenggara Timur yang mencukupi kehidupan sehari harinya bejualan roti bakar dinyatakan lolos seleksi Bintara Polisi dari jalur prestasi oleh Polda Jawa Timur, dan berhak mengikuti pendidikan tahun ajaran 2023.

"Sampai sekarang saya masih tidak mengira. Karena memang jujur saya dari keluarga yang tidak mampu, hanya penjual roti bakar. Tapi Tuhan itu maha baik. Keluarga saya di NTT juga bersyukur sekali mendapatkan kabar saya lolos seleksi bintara polisi," ucap Sandro panggilan Sandro Tatim dengan bangga, kepada iNewsNgawi.id ,( 23/12/2022).

Menjadi polisi adalah cita cita Sandro sejak kecil, ia terlahir dalam perantauan orang tuanya ke Ngawi dari NTT sejak 1999. Menurutnya sebagai polisi adalah mukjizat yang diberikan Tuhan kepadanya, terbukti meski tanpa bermodal uang pun ia bisa diterima sebagai polisi.

"Saya percaya menjadi polisi itu baik, Puji Tuhan saya bisa membuktikan semuanya, lolos menjadi polisi adalah mukjizat yang luar biasa," ungkap Sandro yang kini tinggal bersama saudaranya yang sudah menetap di Ngawi.

Jalur prestasi yang digunakan sebagai modal oleh Sandro tidak lain karena kiprahnya sebagai atlet tinju, terakhir berhasil menyabet mendali perak Porprov Jatim 2022. Sandro sendiri meniti karir sebagai atlet tinju sejak kelas 5 SD di sasana Soerjo Ngawi hingga kini.

"Mulai tinju sejak kelas 5 SD. Kebetulan kakak keponakan dan kakak kedua saya juga petinju. Akhirnya saya ngikut. Pertama kali juara tinju kelas 5 SD saat bertanding di Malang. Setelah itu saya semakin terpacu untuk lebih semangat lagi latihan," kisah Sandro saat mula sebagai atlet.

Sang pelatih Didit Koko Nugroho yang akrab disapa Koko, mengaku merasa bangga dengan lolosnya Sandro pada seleksi Bintara Polri, menurutnya proses atlet binaanya ini penuh dengan liku mengingat Sandro bukan dari kalangan mampu secara ekonomi, bahkan untuk menopang penghidupanya Sandro harus berjualan roti dari modal bertinju, apalagi sejak dua tahun terakhir orang.tuanya kembali.ke kampung halamanya di Atambua NTT.

"Sebagai pembina, pelatih, kakak, di Sasana Soerjo cukup bangga bisa mengantarkan Sandro meraih cita-citanya. Semoga raihan ini bisa menjadi berkahnya, dan saya berharap Sandro bisa bermanfaat untuk orang banyak," papar Koko, yang mengaku dekat dengan keluarga perantauan ini.

Kini Sandro telah berusia 21 tahun, berbagai prestasi dari cabang olah raga tinju ia torehkan. Sandro diketahui anak ketiga dari 4 saudara. Khusus untuk tinju, motivasi terbesar Sandro berasal dari keponakan dan kakak nomor dua yang juga aktif sebagai petinju.

Bagi Sandro berjualan roti bakar dari hasil bertinju serta hidup jauh dari orang tua menjadi semangat dan motivasinya meniti karir sebagai polisi yang baik dikemudian hari.



Editor : Asfi Manar

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network